Whatsapp

Jurnal CO2 Removal from Natural Gas Technology

Mengapa CO2 Harus Dihilangkan dari Gas Alam?

  • Menghindari korosi pada perpipaan
  • Mencegah penurunan kalor
  • Membantu mengurangi biaya kompresi udara
Gambar dari https://science.howstuffworks.com/environmental/energy/emissions-natural-gas.htm

Gas alam adalah sumber energi yang penting dalam berbagai industri. Sebagai salah satu bahan bakar fosil yang paling bersih, gas alam digunakan untuk menghasilkan energi panas dan listrik dengan emisi karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan batu bara atau minyak bumi.

Namun, saat ini, ada perhatian yang meningkat terkait kandungan karbon dioksida (CO2) dalam gas alam dan dampaknya terhadap kualitas dan efisiensi penggunaannya.

1. Efek kehadiran CO2 dalam gas alam

Kandungan karbon dioksida dalam gas alam memiliki beberapa dampak penting yang perlu diperhatikan.

Salah satu efek utama adalah pengurangan nilai kalor campuran gas alam. Ketika kandungan CO2 tinggi, nilai kalor campuran gas alam menurun dibandingkan dengan gas alam murni.

Hal ini berarti bahwa gas alam dengan kandungan CO2 yang tinggi akan menghasilkan energi yang lebih rendah saat dibakar.

Penurunan nilai kalor ini dapat mempengaruhi kecepatan pembakaran, keluaran mesin, dan efisiensi termal.

Akibatnya, penggunaan gas alam dengan kandungan CO2 yang tinggi dapat mengurangi performa dan efisiensi sistem yang menggunakan gas alam sebagai bahan bakar.

Selain itu, kehadiran CO2 dalam gas alam juga dapat menyebabkan masalah korosi pada infrastruktur pipa gas. CO2 bersifat korosif dan dapat bereaksi dengan logam, seperti baja yang umumnya digunakan dalam pipa gas.

Korosi yang diinduksi oleh CO2 dapat menyebabkan kerusakan pada pipa gas dan mengurangi umur layanan infrastruktur tersebut. 

Selain itu, penghilangan CO2 juga dapat membantu mengurangi biaya kompresi gas.

Kandungan CO2 dalam gas alam yang tinggi memerlukan proses kompresi yang lebih intensif untuk memenuhi persyaratan transportasi dan distribusi gas alam. Proses kompresi yang lebih kuat membutuhkan energi tambahan dan biaya operasional yang lebih tinggi.

Terakhir, penghilangan CO2 dari gas alam juga penting untuk mempertahankan nilai kalor gas alam yang tinggi.

Nilai kalor adalah ukuran energi yang dapat dihasilkan oleh suatu bahan bakar saat dibakar. Semakin tinggi nilai kalor, semakin efisien bahan bakar dalam menghasilkan energi.

Dengan menghilangkan CO2 dari gas alam, kita dapat mempertahankan nilai kalor yang optimal, sehingga meningkatkan efisiensi penggunaan gas alam sebagai sumber energi.

2. Tujuan penghilangan CO2 dalam gas alam

Penghilangan CO2 dari gas alam memiliki beberapa tujuan yang penting. Salah satunya adalah menghindari masalah korosi pada infrastruktur pipa gas

Ketika CO2 terkandung dalam gas alam mengalir melalui pipa, reaksi korosi dapat terjadi pada permukaan dalam pipa yang bersentuhan langsung dengan gas tersebut.

Korosi ini dapat merusak integritas pipa dan menyebabkan kebocoran yang berpotensi membahayakan lingkungan dan keselamatan manusia.

Dengan menghilangkan CO2, risiko korosi dan kerusakan pada pipa gas dapat dikurangi secara signifikan.

Selain itu, penghilangan CO2 juga membantu mengurangi biaya kompresi gas. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, gas alam dengan kandungan CO2 yang tinggi membutuhkan proses kompresi yang lebih kuat untuk memenuhi persyaratan distribusi gas alam.

Proses kompresi yang lebih intensif memerlukan konsumsi energi yang lebih tinggi dan biaya operasional yang lebih tinggi.

Dengan menghilangkan CO2 sebelum proses kompresi, jumlah energi yang dibutuhkan untuk kompresi gas dapat dikurangi, menghasilkan efisiensi operasional dan penghematan biaya yang signifikan.

Selain itu, penghilangan CO2 juga penting untuk mempertahankan nilai kalor gas alam yang optimal.

Dengan menghilangkan CO2, kita dapat memastikan bahwa gas alam yang digunakan memiliki nilai kalor yang tinggi, sehingga meningkatkan efisiensi penggunaan gas alam sebagai sumber energi.

Ini akan berdampak positif pada performa dan efisiensi sistem yang menggunakan gas alam sebagai bahan bakar.

Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa metode yang digunakan untuk menghilangkan CO2 dari gas alam.

Melalui penggunaan teknologi ini, industri gas alam dapat mengoptimalkan kualitas gas alam yang dihasilkan, mengurangi masalah korosi, mengurangi biaya kompresi, dan meningkatkan efisiensi penggunaan gas alam sebagai sumber energi.

II. Metode Penghilangan CO2: Proses Absorpsi Berbasis Amina

Metode penghilangan CO2 yang umum digunakan dalam industri gas alam adalah proses absorpsi berbasis amina. Proses ini melibatkan penggunaan senyawa organik yang disebut amina untuk mengikat dan menghilangkan CO2 dari gas alam.

Amina adalah senyawa kimia yang dapat bereaksi dengan asam lemah seperti CO2 dan H2S untuk membentuk senyawa garam yang larut dalam air. Proses ini biasa disebut dengan gas sweetening atau penghilangan gas asam.

Secara umum, sebuah pabrik amina terdiri dari menara absorber (kontaktor) dan regenerator (stripper) beserta peralatan pendukungnya. Gas alam yang mengandung CO2 dan H2S dialirkan ke dalam absorber di mana amina dalam bentuk larutan air digunakan sebagai pelarut "lean".

Pada tahap ini, amina bereaksi dengan CO2 dan H2S, membentuk senyawa garam yang larut dalam larutan air.

Reaksi ini bersifat reversibel, artinya senyawa garam dapat terurai dengan pemanasan pada suhu sekitar 225°F. Bagian gas yang telah terbebas dari CO2 dan H2S kemudian keluar dari absorber sebagai gas yang telah "dipurnakan".

Larutan amina yang kaya dengan senyawa garam CO2 dan H2S kemudian dialirkan ke dalam regenerator. Pada tahap ini, panas diberikan untuk mengembalikan amina ke bentuk awalnya dan melepaskan CO2 dan H2S dalam bentuk gas yang dapat dikeluarkan dan dibuang.

Gas CO2 dan H2S yang dihasilkan dapat diarahkan ke sistem pembuangan atau unit pemulihan sulfur (Sulfur Recovery Unit/SRU) untuk pengolahan lebih lanjut.

Satu keuntungan dari penggunaan proses absorpsi berbasis amina adalah amina dapat diregenerasi dan digunakan kembali secara kontinu. Ini mengurangi biaya kimia karena amina tidak perlu digantikan setiap kali proses berlangsung.

Sebagai tambahan, amina yang digunakan dalam industri gas alam dapat berupa berbagai jenis amina, termasuk amina primer, amina sekunder, amina tersier, amina campuran, dan amina yang diformulasikan secara khusus untuk tujuan tertentu.

1. Amina Primer (MEA)

Amina primer yang umum digunakan dalam proses absorpsi berbasis amina adalah Monoetanolamina (MEA). MEA adalah amina dengan satu gugus amina primer (-NH2). Kelebihan dari MEA adalah kemampuannya untuk mengikat CO2 dengan sangat efisien.

Namun, MEA memiliki beberapa kelemahan, seperti kestabilan termal yang rendah dan kecenderungan untuk menghasilkan busa dalam kondisi operasional tertentu.

Oleh karena itu, penggunaan MEA sering kali memerlukan penggunaan bahan tambahan untuk mengatasi masalah ini.

2. Amina Sekunder (DEA, DIPA)

Amina sekunder seperti Dietanolamina (DEA) dan Dietilisopropanolamina (DIPA) juga digunakan dalam proses absorpsi berbasis amina. Amina sekunder memiliki dua gugus amina (-NH2) yang terikat pada molekulnya.

Kelebihan amina sekunder adalah stabilitas termal yang lebih baik dibandingkan dengan amina primer. Namun, daya ikat CO2 yang dimiliki oleh amina sekunder biasanya lebih rendah dibandingkan dengan MEA.

3. Amina Tersier (MDEA, TEA)

Amina tersier seperti Metildietanolamina (MDEA) dan Trietanolamina (TEA) juga sering digunakan dalam industri gas alam. Amina tersier memiliki tiga gugus amina (-NH2) yang terikat pada molekulnya.

Amina tersier umumnya memiliki daya ikat CO2 yang lebih rendah dibandingkan dengan amina primer dan amina sekunder. Namun, amina tersier memiliki keunggulan dalam hal stabilitas termal dan kemampuan untuk menangani kandungan H2S yang lebih tinggi.

4. Amina Campuran dan Amina Diformulasikan

Selain amina primer, sekunder, dan tersier, ada juga penggunaan amina campuran dan amina diformulasikan dalam proses absorpsi berbasis amina. Amina campuran mengacu pada kombinasi dari beberapa jenis amina yang digunakan bersama-sama.

Tujuan penggunaan amina campuran adalah untuk memanfaatkan kelebihan masing-masing jenis amina dalam menangani gas asam tertentu.

Amina diformulasikan adalah amina yang telah dirancang khusus untuk tujuan penghilangan CO2 dan H2S dalam gas alam.

Amina diformulasikan menggunakan kombinasi amina dan bahan pendukung reaksi yang dikembangkan secara khusus untuk meningkatkan efisiensi penghilangan gas asam. Formulasi amina yang berbeda dapat menghasilkan kinerja yang optimal tergantung pada komposisi gas alam yang akan diolah.

Proses absorpsi berbasis amina adalah metode yang efektif untuk menghilangkan CO2 dan H2S dari gas alam. Dengan menggunakan amina sebagai agen penyerap, gas alam dapat diolah menjadi gas yang lebih murni dengan kandungan CO2 dan H2S yang rendah.

Dalam industri gas alam, proses absorpsi berbasis amina umum digunakan karena keuntungan ekonomisnya dan kemampuannya untuk menghasilkan gas alam yang memenuhi spesifikasi pipa dan mengurangi korosi.

II. B Metode Penghilangan CO2: Proses absorpsi ke dalam larutan karbonat berair

Metode lain yang digunakan untuk menghilangkan CO2 dari gas alam adalah proses absorpsi ke dalam larutan karbonat berair. Dalam metode ini, gas alam yang mengandung CO2 melewati larutan karbonat seperti K2CO3 (kalium karbonat) yang terlarut dalam air.

Reaksi kimia yang terjadi antara CO2 dan larutan karbonat menghasilkan senyawa garam yang larut dalam air.

Proses ini juga disebut sebagai reaksi absorpsi basa asam, di mana CO2 berfungsi sebagai asam dan larutan karbonat berperan sebagai basa.

Reaksi kesetimbangan yang terjadi dalam proses ini dapat dituliskan sebagai berikut:

K2CO3 + CO2 + H2O ⇌ 2 KHCO3

Dalam reaksi ini, CO2 dalam gas alam bereaksi dengan kalium karbonat dan air untuk membentuk dua molekul kalium bikarbonat (KHCO3).

Reaksi ini adalah reaksi reversibel, yang berarti bahwa kalium bikarbonat yang terbentuk dapat terurai kembali menjadi CO2 dan kalium karbonat dengan penambahan panas.

Proses absorpsi ke dalam larutan karbonat berair dapat dilakukan dengan menggunakan kolom absorber yang dilengkapi dengan packing (pengisi) yang memperluas permukaan kontak antara gas alam dan larutan karbonat.

Gas alam yang mengandung CO2 dialirkan melalui kolom absorber dari bawah ke atas, sementara larutan karbonat mengalir melawan arus gas alam dari atas ke bawah. Kontak antara gas alam dan larutan karbonat memungkinkan transfer CO2 dari gas ke dalam larutan.

Keuntungan dari metode ini adalah bahwa larutan karbonat yang jenuh dengan CO2 dapat diregenerasi dengan memanaskan larutan tersebut, sehingga CO2 dapat dipisahkan dari larutan dan dikumpulkan.

Selanjutnya, CO2 yang terpisah dapat digunakan untuk aplikasi lain atau disimpan secara aman.

Larutan karbonat yang telah diperbarui dapat digunakan kembali dalam proses absorpsi untuk menghilangkan lebih banyak CO2 dari gas alam.

Namun, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam proses absorpsi ke dalam larutan karbonat. Salah satunya adalah selektivitas reaksi, di mana karbonat berpotensi bereaksi dengan komponen gas alam lainnya selain CO2.

Oleh karena itu, kontrol yang baik dalam komposisi gas alam sangat penting untuk memastikan bahwa reaksi terjadi secara selektif dengan CO2. Selain itu, perlu mempertimbangkan pemilihan konsentrasi larutan karbonat yang tepat, suhu operasi, dan tekanan untuk mencapai efisiensi penghilangan CO2 yang optimal.

Proses absorpsi ke dalam larutan karbonat berair merupakan salah satu metode yang efektif dalam menghilangkan CO2 dari gas alam.

Dengan menggunakan reaksi kimia antara CO2 dan larutan karbonat, gas alam dapat diproses menjadi gas yang lebih murni dengan kandungan CO2 yang rendah.

Metode ini dapat digunakan bersamaan dengan metode lainnya untuk mencapai penghilangan CO2 yang optimal dan memenuhi persyaratan spesifikasi gas alam.

II. C Metode Penghilangan CO2: Zeolit Molecular Sieve (Adsorpsi Selektif)

Metode lain yang efektif untuk menghilangkan CO2 dari gas alam adalah dengan menggunakan zeolit molecular sieve. Zeolit adalah suatu jenis material kristalin dengan pori-pori berukuran mikroskopis yang dapat menyerap molekul gas dengan selektivitas tertentu.

Dalam konteks penghilangan CO2 dari gas alam, zeolit digunakan sebagai adsorben yang mampu menyerap CO2 dari campuran gas.

Pada dasarnya, zeolit adalah kerangka tiga dimensi yang terdiri dari atom-atom silika dan oksigen. Struktur zeolit memiliki pori-pori berukuran sempit yang memungkinkan molekul gas berukuran kecil, seperti CO2, untuk masuk dan terperangkap di dalamnya.

Adsorpsi CO2 oleh zeolit terjadi karena adanya interaksi antara molekul CO2 dan permukaan zeolit yang memiliki muatan positif. Kekuatan dan selektivitas adsorpsi CO2 oleh zeolit dapat dikendalikan melalui komposisi dan struktur zeolit yang berbeda.

Proses penghilangan CO2 dengan zeolit molecular sieve melibatkan pengaliran campuran gas alam melalui kolom yang diisi dengan zeolit.

Ketika gas alam melewati zeolit, molekul CO2 akan teradsorpsi oleh pori-pori zeolit, sementara komponen gas lainnya tetap melalui kolom. Dengan memanfaatkan sifat selektivitas zeolit, CO2 dapat dipisahkan secara efisien dari gas alam.

Salah satu keuntungan penggunaan zeolit molecular sieve adalah kemampuannya dalam menghasilkan gas alam dengan kandungan CO2 yang sangat rendah. Zeolit dapat menyerap CO2 hingga tingkat yang sangat tinggi, yang memungkinkan produksi gas alam yang mendekati murni.

Selain itu, zeolit juga dapat diatur untuk mengadsorpsi CO2 secara selektif, sehingga memungkinkan pemisahan CO2 dari komponen gas lainnya.

Namun, proses penghilangan CO2 dengan zeolit juga memiliki beberapa tantangan. Salah satunya adalah kemampuan zeolit dalam menangani jumlah gas yang besar.

Penggunaan zeolit dalam skala industri memerlukan desain kolom adsorpsi yang sesuai dan ukuran zeolit yang cukup besar. Selain itu, regenerasi zeolit untuk menghilangkan CO2 dari permukaannya juga dapat menjadi proses yang lebih rumit dan memerlukan energi tambahan.

Meskipun demikian, zeolit molecular sieve tetap menjadi metode yang menjanjikan untuk penghilangan CO2 dari gas alam.

Keunggulannya dalam hal selektivitas adsorpsi, efisiensi pemisahan, dan kapasitas adsorpsi yang tinggi menjadikannya sebagai pilihan yang menarik dalam industri gas alam.

Pengembangan lebih lanjut dalam komposisi zeolit dan pengaturan proses dapat meningkatkan efisiensi dan kehandalan metode ini dalam penghilangan CO2 dari gas alam.

III. Kesimpulan

Dalam artikel ini, telah dibahas berbagai metode yang digunakan untuk menghilangkan CO2 dari gas alam.

Kehadiran CO2 dalam gas alam dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk pengurangan nilai kalor, masalah korosi, biaya kompresi yang tinggi, dan pengurangan efisiensi penggunaan gas alam sebagai sumber energi.

Oleh karena itu, penting untuk menerapkan metode yang efektif dalam menghilangkan CO2 untuk menjaga kualitas gas alam dan meningkatkan efisiensi penggunaannya.

Salah satu metode yang umum digunakan adalah proses absorpsi berbasis amina. Dalam metode ini, amina digunakan sebagai agen penyerap untuk mengikat CO2 dan H2S dari gas alam.

Amina dapat diregenerasi dan digunakan kembali, sehingga mengurangi biaya kimia dalam proses penghilangan CO2. Metode ini dapat mencapai penghilangan CO2 yang efisien dan menghasilkan gas alam dengan kualitas yang lebih baik.

Metode lain yang efektif adalah absorpsi ke dalam larutan karbonat berair. Dalam metode ini, larutan karbonat seperti K2CO3 digunakan untuk menyerap CO2 dari gas alam. Reaksi antara CO2 dan larutan karbonat menghasilkan senyawa garam yang larut dalam air.

Larutan karbonat yang jenuh dengan CO2 dapat diregenerasi dengan memanaskan larutan, sehingga CO2 dapat dipisahkan dan dikumpulkan. Metode ini memiliki keuntungan dalam menghasilkan gas alam dengan kandungan CO2 yang rendah.

Selain itu, penggunaan zeolit molecular sieve juga merupakan metode yang efektif dalam penghilangan CO2 dari gas alam. Zeolit dapat menyerap CO2 dengan selektivitas tinggi dan kapasitas adsorpsi yang besar.

Tags :

bm

Ady Water

ADY WATER

Konsultasi Gratis dengan para sales kami untuk menemukan solusi yang paling tepat untuk kebutuhan Bapak Ibu

  • Ady Water
  • Jalan Mande Raya No. 26, RT/RW 01/02 Cikadut-Cicaheum, Bandung 40194
  • Jalan Tanah Merdeka No. 80B, RT.15/RW.5 Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur 13830
  • Jalan Kemanggisan Pulo 1, No. 4, RT/RW 01/08, Kelurahan Pal Merah, Kecamatan Pal Merah, Jakarta Barat, 11480
  • Kupang Panjaan I No.18, DR. Soetomo, Kec. Tegalsari, Kota SBY, Jawa Timur 60264
  • 022 723 8019